Kadang, yang kita butuhin bukan check-list baru, tapi secangkir teh hangat dan langit senja. Yuk, simak gimana filosofi slow living ala anime ini bisa jadi pengingat kita buat hidup lebih mindful dan bahagia.

Beberapa waktu yang lalu, saya duduk di meja kantor, menatap layar laptop dengan segelas air hangat yang sudah mulai dingin di samping saya. Pekerjaan menumpuk, notifikasi WhatsApp terus berdatangan, dan saya merasa seperti berlari di atas treadmill tanpa henti. Saat istirahat, saya pergi ke Masjid untuk sholat lalu duduk sejenak. Disitu saya membayangkan sebuah pagi yang tenang, dimana suara alarm tidak mengganggu tidur di pagi hari. Saya bangun dengan perlahan, menikmati setiap helaan napas, dan membiarkan sinar matahari menerobos jendela kamar saya. Ini adalah gambaran dari kehidupan saya dahulu ketika masih di kampung, kehidupan yang belakangan ini sering saya rindukan, namun sayangnya sulit dicapai di tengah hiruk-pikuk kota besar yang serba cepat.
Di tengah kebisingan dan kesibukan kota besar, saya jadi teringat sebuah anime berjudul Non Non Biyori, yang selama akhir pekan coba saya tonton lagi. Menonton anime ini lagi setelah sekian lama mengingatkan saya tentang bagaimana cara menjalani hidup. Salah satunya membuat saya merenungkan kembali makna slow living di tengah hiruk pikuk kota besar. Kita bisa belajar banyak dari anime Non Non Biyori yang menghadirkan filosofi slow living dengan sangat apik.
1. Menghargai Kehidupan Sederhana: Pelajaran dari Desa Asahigaoka

Non Non Biyori berlatar di sebuah desa fiktif bernama Asahigaoka, di mana kehidupan berjalan lambat namun penuh makna. Karakter-karakter dalam anime ini menunjukkan bagaimana mereka menikmati hal-hal sederhana, seperti bermain di alam terbuka, menjelajahi desa, dan menikmati makanan lokal.
Ketika saya menonton Non Non Biyori, saya teringat masa kecil saya di kampung halaman, di mana bermain di kebun kopi tetangga dan mengejar layang-layang adalah kegiatan sehari-hari. Tanpa sadar, kita diajari untuk menghargai momen-momen kecil yang sering terlewatkan dalam kesibukan dan hiruk-pikuk di kota besar. Menonton Non Non Biyori membawa kita kembali ke masa-masa itu, mengingatkan kita untuk menghargai dan menikmati setiap momen kecil dalam hidup.
2. Slow Living vs Hustle Culture

Di dunia yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam budaya hustle. Bekerja tanpa henti, selalu terhubung, dan merasa bersalah jika tidak produktif. Namun, apakah kita benar-benar hidup? Atau hanya sekedar menjalani hidup dari hari ke hari?
Non Non Biyori menawarkan perspektif berbeda. Dengan menampilkan kehidupan yang tenang dan lambat, anime ini mengajarkan kita untuk melawan tekanan budaya hustle. Penelitian menunjukkan bahwa beristirahat dan menikmati momen dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mental kita (Smith, 2021). Apakah kamu pernah merasa lelah dengan ritme hidup yang cepat? Mungkin sudah saatnya kita mulai mencoba menjalani hidup slow living ala Non Non Biyori.
3. Menghargai Alam: Kunci Kebahagiaan yang Sering Terlupakan

Salah satu elemen utama dalam Non Non Biyori adalah alam yang indah dan asri. Karakter-karakter dalam anime ini sering berinteraksi dengan lingkungan mereka, baik itu berjalan-jalan di hutan, bermain di sungai, atau hanya duduk menikmati pemandangan.
Saat saya pindah ke kota besar untuk bekerja, saya mulai merindukan kedamaian alam di kampung halaman saya di pelosok Kabupaten Malang. Menonton Non Non Biyori mengingatkan saya akan pentingnya menghabiskan waktu di alam, sesuatu yang sering kita abaikan. Studi menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan (Kaplan & Kaplan, 1989). Jadi, mengapa tidak meluangkan waktu akhir pekan ini untuk sekedar berjalan-jalan di taman atau mendaki gunung terdekat?
4. Komunitas dan Persahabatan: Kekayaan Sejati dalam Hidup

Karakter-karakter dalam Non Non Biyori memiliki hubungan yang erat satu sama lain, menunjukkan betapa pentingnya komunitas dan persahabatan dalam hidup. Mereka saling mendukung, bermain bersama, dan berbagi cerita.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, kita sering merasa kesepian di tengah keramaian. Hubungan yang nyata dan tulus menjadi semakin langka. Non Non Biyori mengingatkan kita untuk membangun dan memelihara hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Cobalah untuk lebih sering bertemu dengan teman atau keluarga, atau bahkan menjalin pertemanan baru di komunitas lokalmu. Bukankah lebih menyenangkan berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersama orang-orang terdekat?
5. Hidup di Saat Ini: Mindfulness dan Kesadaran

Praktik mindfulness telah terbukti memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup (Kabat-Zinn, 1990). Ketika kita terlalu fokus pada masa depan atau masa lalu, kita kehilangan keindahan saat ini. Cobalah untuk lebih sering berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan menikmati momen yang ada di depanmu.
Non Non Biyori mengajarkan kita untuk hidup di saat ini, menikmati setiap momen dengan penuh kesadaran. Karakter-karakternya tidak terburu-buru, mereka menjalani hari dengan ritme yang tenang, menghargai apa yang ada di depan mereka.
Kutipan Inspiratif dari Non Non Biyori untuk Slow Living
Non Non Biyori penuh dengan momen-momen yang menggugah dan kutipan inspiratif. Salah satu favorit saya adalah saat Renge mengatakan, “Hari ini adalah hari yang spesial, karena hari ini hanya datang sekali dalam hidup kita.” Kutipan ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap hari sebagai hadiah yang berharga.
Dalam dunia yang sering kali memaksa kita untuk bergerak cepat, slow living mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, menikmati perjalanan, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Seperti yang ditunjukkan oleh karakter-karakter di Non Non Biyori, hidup tidak harus buru-buru. Kadang-kadang, yang kita butuhkan hanyalah melambat, menikmati pemandangan, dan merasakan setiap momen dengan penuh kesadaran. Jadi, cobalah untuk meluangkan waktu untuk menikmati momen-momen kecil, menghargai alam, dan membangun hubungan yang berkualitas dengan orang-orang di sekitarmu. Kamu mungkin akan menemukan bahwa kebahagiaan sejati ada dalam hal-hal sederhana.
Daftar Pustaka
- Kaplan, R., & Kaplan, S. (1989). The Experience of Nature: A Psychological Perspective. Cambridge University Press.
- Kabat-Zinn, J. (1990). Full Catastrophe Living: Using the Wisdom of Your Body and Mind to Face Stress, Pain, and Illness. Delacorte.
- Smith, J. (2021). The Productivity Paradox: Why Slowing Down Can Make You More Efficient. HarperCollins.