Gimana sih cara kerja Henshin itu? Kok bisa secepat kilat gitu ya? Yuk,coba kita bedah satu per satu dari perspektif sains
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads
cara kerja Henshin
Ilustrasi Henshin Kamen Rider Black RX (AI Generated)

Siapa yang waktu kecil (atau bahkan sampai sekarang) nggak pernah nungguin hari Minggu pagi buat nonton serial Super Sentai atau Power Rangers? Pasti banyak dari kita yang hafal di luar kepala momen paling epik: sang pahlawan meneriakkan kata sakti “Henshin!” atau “It’s Morphin Time!”, lalu dalam sekejap berubah jadi sosok ksatria super keren dengan kostum warna-warni. Diiringi musik yang membakar semangat dan efek visual yang heboh, transformasi itu jadi adegan yang paling ditunggu. Tapi, pernah nggak sih kamu berhenti sejenak dan berpikir, “Gimana sih cara kerja Henshin itu? Kok bisa secepat kilat?” dan yang lebih penting, “Kenapa para monster dan penjahatnya sabar banget nungguin mereka selesai berubah tanpa menyerang?” Pertanyaan iseng ini ternyata bisa kita bedah dengan pendekatan sains yang seru, lho!

Daftar Isi

Apa itu Henshin? Lebih dari Sekadar Ganti Baju!

Secara harfiah, “Henshin” (変身) dalam bahasa Jepang berarti “berubah” atau “metamorfosis”. Tapi dalam dunia Tokusatsu (genre film atau serial live-action dengan efek spesial), maknanya jauh lebih dalam. Henshin bukan sekadar proses ganti kostum di belakang panggung. Ini adalah sebuah proses transformasi instan yang melibatkan teknologi super canggih atau kekuatan mistis, yang mengubah manusia biasa menjadi pahlawan super dengan kekuatan tempur yang berkali-kali lipat. Proses ini biasanya diaktifkan oleh sebuah alat, seperti sabuk (Kamen Rider), gelang (Power Rangers), atau bahkan ponsel.

Bayangin aja, proses ini bukan seperti memakai baju zirah satu per satu yang butuh waktu lama. Sebaliknya, kostum dan kekuatannya seolah “tercipta” dan menyelimuti tubuh penggunanya dalam hitungan detik. Proses inilah yang membuat cara kerja Henshin begitu menarik untuk dianalisis. Ini bukanlah sulap, melainkan sebuah manifestasi dari sains fiksi yang, jika kita pikirkan, punya beberapa hipotesis yang masuk akal di baliknya.

Hipotesis Cara Kerja Henshin: Kombinasi Materi & Energi

Jadi, gimana sebuah alat sekecil gelang atau sabuk bisa memunculkan kostum super canggih? Di sinilah kita masuk ke ranah spekulasi ilmiah yang asyik. Dua konsep utama yang paling mungkin menjelaskan cara kerja Henshin adalah nanoteknologi dan konversi energi menjadi materi.

Pertama, mari kita bahas nanoteknologi. Konsep ini, seperti yang banyak digambarkan dalam karya fiksi ilmiah dan dirintis dalam teori oleh fisikawan K. Eric Drexler, melibatkan robot atau partikel super kecil berukuran nanometer (sepermiliar meter) yang disebut nanobots atau nanomachines. Bayangkan jika alat Henshin-mu itu sebenarnya adalah wadah bagi triliunan nanobots yang sedang “tidur”. Saat diaktifkan, nanobots ini langsung menyebar ke seluruh tubuhmu dengan kecepatan super tinggi, lalu merakit diri menjadi struktur kostum yang solid, fleksibel, dan super kuat sesuai dengan blueprint yang sudah terprogram (Drexler, 1986). Proses ini menjelaskan kenapa kostumnya bisa pas banget di badan dan muncul dari ketiadaan.

Hipotesis kedua, yang lebih gila lagi, adalah konversi energi menjadi materi. Kamu pasti familiar dengan rumus paling ikonik dari Albert Einstein, E=mc2. Rumus ini pada dasarnya menyatakan bahwa energi (E) dan massa/materi (m) adalah dua sisi dari koin yang sama. Artinya, energi bisa diubah menjadi materi, dan sebaliknya. Seperti yang dijelaskan dalam buku E=mc²: A Biography of the World’s Most Famous Equation (Bodanis, 2000), dibutuhkan energi yang luar biasa besar untuk menciptakan sedikit saja materi. Nah, bisa jadi alat Henshin itu adalah reaktor energi mini yang sangat padat. Saat diaktifkan, alat ini melepaskan ledakan energi terkontrol yang kemudian dipadatkan menjadi partikel-partikel fisik yang membentuk helm, baju zirah, dan senjata sang pahlawan. Efek cahaya dan suara yang bombastis saat transformasi? Itu adalah sisa-sisa pelepasan energi dari proses tersebut!

Kenapa Villain Nungguin Sampai Selesai?

Oke, kita sudah punya gambaran tentang cara kerja Henshin yang super canggih. Tapi ini tidak menjawab pertanyaan krusial: kenapa para monster tidak langsung menyerang di tengah-tengah proses? Apa mereka terikat “kode etik penjahat”? Mungkin ada penjelasan yang lebih logis dari sekadar alasan naratif.

Satu hipotesis yang kuat adalah “Perisai Energi Henshin”. Proses transformasi yang melibatkan pelepasan energi masif atau pergerakan triliunan nanobots kemungkinan besar menghasilkan efek samping berupa medan gaya atau gelombang energi yang sangat kuat di sekitar pengguna. Medan energi ini berfungsi sebagai perisai sementara yang mustahil ditembus atau bahkan berbahaya jika didekati. Jadi, bukannya para penjahat itu baik hati, mereka tidak bisa menyerang! Setiap serangan yang dilancarkan akan mental atau bahkan terserap oleh gelembung energi tersebut.

Display of Power

Penjelasan lain bisa datang dari sisi psikologi dan taktik. Transformasi yang spektakuler itu sendiri adalah sebuah unjuk kekuatan (display of power), mirip seperti hewan di alam liar yang memamerkan ukuran atau warnanya untuk mengintimidasi lawan. Menurut beberapa studi tentang perilaku hewan dan psikologi konflik, sebuah pertunjukan kekuatan yang meyakinkan kadang bisa mencegah pertarungan fisik (Zuberbühler, 2009). Para penjahat mungkin menggunakan momen berharga beberapa detik itu untuk mengobservasi, menganalisis bentuk baru sang pahlawan, dan mencari titik lemahnya. Menyerang secara membabi buta saat lawan sedang “menyala” bisa jadi langkah taktis yang bodoh.

Pada akhirnya, meski kita tahu ini adalah bagian dari konvensi penceritaan dalam genre Tokusatsu agar terlihat keren, sangat menyenangkan membayangkan ada penjelasan “ilmiah” di baliknya. Cara kerja Henshin yang menggabungkan konsep-konsep mutakhir seperti nanoteknologi dan fisika partikel, ditambah alasan taktis kenapa para penjahat hanya bisa menonton, membuat dunia Super Sentai dan Kamen Rider terasa lebih kaya dan dalam. Jadi, lain kali kamu melihat pahlawanmu ber-Henshin, kamu tidak hanya melihat adegan ikonik, tapi juga sebuah pertunjukan sains fiksi yang luar biasa.


Suka dengan tulisan di WartaCendekia? Kamu bisa dukung kami via SAWERIA. Dukunganmu akan jadi “bahan bakar” untuk server, riset, dan ide-ide baru. Visi kami sederhana: bikin ilmu pengetahuan terasa dekat dan seru untuk semua. Terima kasih, semoga kebaikanmu kembali berlipat.


Daftar Pustaka

  • Allison, A. (2006). Millennial Monsters: Japanese Toys and the Global Imagination. University of California Press.
  • Bodanis, D. (2000). E=mc²: A Biography of the World’s Most Famous Equation. Walker & Company.
  • Drexler, K. E. (1986). Engines of Creation: The Coming Era of Nanotechnology. Anchor Books.
  • Thompson, K. (1999). Storytelling in the New Hollywood: Understanding Classical Narrative Technique. Harvard University Press.
  • Zuberbühler, K. (2009). Survivor Psychology: The Role of Scrutiny and Social Support in the Recovery From Trauma. In D. Sander & K. R. Scherer (Eds.), The Oxford Companion to Emotion and the Affective Sciences (pp. 380-381). Oxford University Press.
Membongkar Cara Kerja Senter Pembesar dan Senter Pengecil!
29Aug

Membongkar Cara Kerja Senter Pembesar dan Senter Pengecil!

Bagaimana cara kerja Senter Pembesar dan Senter Pengecil Doraemon kalau kita bedah menggunakan perspektif sains (fiksi) ?

Terungkap! Begini Hipotesis Cara Kerja Lightsaber Star Wars Menurut Sains
28Aug

Terungkap! Begini Hipotesis Cara Kerja Lightsaber Star Wars Menurut Sains

Mari jelajahi cara kerja Lightsaber yang mungkin akan membuatmu melihat duel Luke Skywalker dan Darth Vader dengan cara yang benar-benar baru

Membongkar Cara Kerja Henshin: Kok Villain Cuma Nonton?
28Aug

Membongkar Cara Kerja Henshin: Kok Villain Cuma Nonton?

Gimana sih cara kerja Henshin itu? Kok bisa secepat kilat gitu ya? Yuk,coba kita bedah satu per satu dari perspektif sains

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *