
Bayangkan kamu bisa kembali ke masa 76 juta tahun yang lalu. Bukan di museum, tapi di alam liar, berdiri di tepi sebuah sungai purba. Apa yang kamu lihat? Mungkin seekor dinosaurus raksasa yang lewat. Tapi bagaimana jika yang kamu lihat bukan hanya satu, melainkan segerombolan besar dinosaurus dari berbagai jenis—mirip seperti kawanan zebra dan wildebeest di padang sabana Afrika modern—bergerak bersama, sementara sepasang mata pemangsa mengawasi dari kejauhan? Fantasi? Ternyata tidak. Sebuah penemuan fosil jejak kaki yang luar biasa di Kanada baru-aja membuktikan bahwa dinosaurus memiliki kehidupan sosial yang jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan, termasuk membentuk kawanan dinosaurus multi-spesies.
Penemuan Tak Sengaja yang Mengubah Segalanya
Dinosaur Provincial Park di Alberta, Kanada, adalah surga bagi para paleontolog. Tempat ini terkenal di seluruh dunia karena fosil tulang belulang dinosaurus yang melimpah dan beragam dari Zaman Kapur Akhir. Selama puluhan tahun, para ilmuwan sibuk menggali kerangka, tetapi anehnya, fosil jejak kaki dinosaurus justru dianggap sangat langka di sini. Medan yang curam dan erosi yang cepat membuat permukaan tanah tempat jejak kaki seharusnya berada jarang sekali terekspos. Namun, semua itu berubah pada tahun 2024.
Saat memimpin sebuah studi lapangan, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Dr. Phil R. Bell dari University of New England menemukan sesuatu yang tidak biasa. Bukan tulang, melainkan sebuah lengkungan sedimen yang menonjol dari permukaan tanah. Rasa penasaran membawa mereka untuk menggali lebih dalam, dan apa yang mereka temukan sungguh menakjubkan. Di bawah lapisan tanah, terungkaplah sebuah situs jejak kaki yang luas, yang kemudian diberi nama “Skyline Tracksite”. “Berjalan mengikuti jejak kaki dinosaurus 76 juta tahun setelah mereka membuatnya adalah sebuah pengalaman yang luar biasa,” kenang Dr. Brian Pickles, salah satu penulis studi tersebut. Penemuan ini bukan hanya langka, tapi juga membuka jendela baru untuk memahami perilaku dinosaurus.
Potret Kehidupan Kawanan Dinosaurus
Situs Skyline Tracksite ini bukanlah situs jejak biasa. Ini adalah potret beku dari sebuah ekosistem yang hidup. Para peneliti mengidentifikasi setidaknya 20 jejak kaki dari berbagai jenis dinosaurus dalam satu area. Ini adalah situs jejak multitaxic (multi-spesies) pertama yang ditemukan di taman tersebut. Di sana, ada jejak dari beberapa individu dinosaurus bertanduk (ceratopsid, kerabatnya Triceratops), seekor dinosaurus berlapis baja yang diduga ankylosauria, seekor dinosaurus theropoda kecil, dan yang paling menegangkan, jejak dari dua ekor tyrannosaurid—pemangsa puncak pada masanya.
Yang membuat penemuan ini begitu spesial adalah bagaimana jejak-jejak itu tersusun. Jejak-jejak dari dinosaurus bertanduk dan dinosaurus berlapis baja ternyata tersusun rapi, sejajar, dan memiliki jarak yang teratur. Ini adalah bukti kuat yang menunjukkan mereka tidak hanya kebetulan berada di tempat yang sama, tetapi bergerak bersama sebagai satu kelompok. Dengan kata lain, mereka membentuk sebuah kawanan dinosaurus multi-spesies. Bayangkan seekor “tank hidup” seperti Ankylosaurus berjalan berdampingan dengan barisan dinosaurus bertanduk seperti Styracosaurus. Ini adalah bukti fosil langsung pertama dari perilaku sosial yang kompleks ini, yang sebelumnya hanya berupa teori.
Kenapa Dinosaurus Membentuk Kawanan Multi-Spesies? Jawabannya Ada di Afrika!
Kini, pertanyaannya adalah, mengapa dinosaurus dari spesies berbeda mau repot-repot berjalan bersama? Jawabannya mungkin terletak pada dua pasang jejak kaki lainnya di situs itu: jejak tyrannosaurid. Dua pemangsa raksasa ini terlihat berjalan sejajar dengan arah gerak kawanan herbivora tersebut, seolah-olah sedang mengintai mangsa. “Jejak tyrannosaurus ini memberikan kesan bahwa mereka benar-benar sedang mengincar kawanan tersebut,” ungkap Dr. Bell. Ini adalah adegan perburuan klasik yang membeku dalam waktu.
Perilaku ini sangat mirip dengan apa yang kita lihat di padang sabana Afrika saat ini. Zebra, wildebeest, dan spesies lainnya sering membentuk kawanan campuran untuk perlindungan. Logikanya sederhana: lebih banyak mata lebih baik untuk mengawasi pemangsa. Selain itu, setiap spesies memiliki strategi pertahanan yang berbeda. Ceratopsid punya tanduk tajam untuk melawan, sementara ankylosaurid punya perisai tebal dan gada di ekornya. Dengan bergabung, mereka meningkatkan peluang bertahan hidup seluruh kelompok dari ancaman predator seperti tyrannosaurus. Penemuan kawanan dinosaurus multi-spesies ini menunjukkan bahwa strategi bertahan hidup yang canggih ini bukanlah penemuan modern, melainkan sudah ada sejak puluhan juta tahun yang lalu.
Kunci Baru Membuka Harta Karun Paleontologi
Selain mengungkap perilaku sosial dinosaurus, penemuan ini juga memberikan “kunci” baru bagi para paleontolog. Sebelumnya, para ilmuwan mencari jejak kaki sebagai cekungan di tanah. Namun, di Dinosaur Provincial Park, cekungan seperti itu akan cepat terisi sedimen dan hilang. Fosil jejak kaki di Situs Skyline ini justru terawetkan dengan cara yang unik. Jejaknya berupa cetakan alami yang dikelilingi oleh “bingkai” sedimen kaya zat besi yang lebih keras dan menonjol ke atas.
“Gambar pencarian” baru inilah yang menjadi kuncinya. Dengan mencari tonjolan-tonjolan bingkai sedimen ini, para peneliti kini punya metode baru untuk menemukan situs jejak kaki yang sebelumnya tersembunyi. Terbukti, metode ini berhasil. Tak lama setelah penemuan Skyline Tracksite, beberapa situs jejak kaki baru lainnya telah ditemukan di berbagai bagian taman tersebut. Ini menunjukkan bahwa fosil jejak kaki dinosaurus sebenarnya jauh lebih melimpah dari yang diperkirakan. Setiap jejak baru yang ditemukan berpotensi mengungkap lebih banyak lagi cerita tentang bagaimana para raksasa ini hidup, berinteraksi, dan bertahan di dunia mereka.
Penemuan kawanan dinosaurus multi-spesies ini adalah pengingat bahwa paleontologi selalu penuh dengan kejutan. Sebuah temuan yang berawal dari lengkungan sedimen aneh telah melukiskan kembali pemahaman kita tentang kehidupan sosial dinosaurus, menunjukkan bahwa mereka bukanlah makhluk soliter yang bodoh, melainkan hewan dengan perilaku kompleks yang mampu bekerja sama untuk bertahan hidup di dunia yang berbahaya.
Daftar Pustaka
- Bell, P. R., Pickles, B. J., Ashby, S. C., Walker, I. E., Hurst, S., Rampe, M., Durkin, P., & Brown, C. M. (2025). A ceratopsid-dominated tracksite from the Dinosaur Park Formation (Campanian) at Dinosaur Provincial Park, Alberta, Canada. PLoS ONE, 20(7), e0324913. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0324913
- Currie, P. J. (1998). Possible evidence of gregarious behavior in tyrannosaurids. Gaia, 15, 271-277.
- Ryan, M. J., Russell, A. P., Eberth, D. A., & Currie, P. J. (2001). The taphonomy of a Centrosaurus (Ornithischia: Ceratopsidae) bone bed from the Dinosaur Park Formation (Upper Campanian), Alberta, Canada, with comments on cranial ontogeny. PALAIOS, 16(5), 482–506. https://doi.org/10.1669/0883-1351(2001)016<0482:TTOACS>2.0.CO;2
- Stears, K., Schmitt, M. H., Wilmers, C. C., & Shrader, A. M. (2020). Mixed-species herding levels the landscape of fear. Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 287(1922), 20192555. https://doi.org/10.1098/rspb.2019.2555
Bukan Main! Hiu Sudah Ada Cukup Lama untuk Mengelilingi Galaksi Dua Kali
Kisah hiu adalah cerita tentang ketahanan, evolusi, dan waktu yang membentang begitu jauh ke masa lalu, bahkan sulit untuk kita bayangkan.
Misteri Ukuran Megalodon: Terpecahkan Bukan dari Tulang, Tapi dari Benda Ini!
bagaimana para ilmuwan bisa tahu ukuran Megalodon yang diperkirakan mencapai 15 hingga 20 meter, setara dengan bus gandeng, jika mereka tidak pernah menemukan satu pun kerangka utuhnya?
Jejak Kaki Dinosaurus Ungkap Rahasia Mengejutkan: Mereka Hidup dalam Kawanan Multi-Spesies!
Sebuah penemuan fosil jejak kaki yang luar biasa di Kanada baru-aja membuktikan bahwa dinosaurus memiliki kehidupan sosial yang jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan,
One Response