Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads
Ilustrasi Daun Tanaman (https://unsplash.com/@ballaschottner)

Pernahkah kamu berpikir bagaimana tanaman bisa bertahan hidup di bawah terik matahari yang menyengat? Saat kita bisa dengan mudah mencari tempat berteduh atau menenggak sebotol air dingin, tanaman harus berjuang mati-matian di tempatnya berpijak. Mereka tidak bisa lari dari kekeringan. Namun, alam telah membekali mereka dengan mekanisme pertahanan diri yang luar biasa canggih, yang baru-baru ini berhasil diungkap oleh para ilmuwan. Bayangkan ada sebuah “kurir” super sibuk di dalam setiap sel tanaman, yang tugasnya selama ini dianggap hanya mengantar-antar paket. Ternyata, di saat genting, kurir ini punya peran rahasia yang jauh lebih vital: menjadi pahlawan yang menyelamatkan tanaman dari kehausan. Inilah kisah tentang protein penggerak stomata, sebuah penemuan yang bisa mengubah cara kita memandang pertahanan tanaman dan membuka harapan baru bagi dunia pertanian di masa depan.

Daftar Isi

Mengenal Myosin XI: Si Kurir Sel yang Naik Pangkat

Di dalam dunia sel yang super kecil, ada sebuah sistem transportasi internal yang sangat sibuk, mirip seperti jalanan di kota besar saat jam sibuk. Sistem ini memastikan organel, vesikel, dan berbagai molekul penting lainnya sampai ke tujuan dengan selamat. Salah satu “kurir” utama dalam sistem ini adalah sekelompok protein bernama myosin XI. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan memahami fungsi utama myosin XI sebatas itu—sebagai motor penggerak yang menciptakan aliran sitoplasma (cairan sel), memastikan semua komponen sel terus bergerak dan terdistribusi dengan baik. Analogi sederhananya, myosin XI adalah mesin dari jasa ekspedisi di dalam sel.

Namun, sebuah tim peneliti dari Waseda University, Jepang, yang dipimpin oleh Profesor Motoki Tominaga, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar “kurir” biasa pada myosin XI. Mereka curiga bahwa protein ini terlibat dalam respons tanaman terhadap stres lingkungan, seperti kekeringan. Melalui penelitian mendalam yang diterbitkan dalam jurnal Plant Cell Reports pada Juni 2025, mereka membuktikan hipotesis tersebut. Studi ini mengungkapkan bahwa myosin XI ternyata adalah pemain kunci yang mengoordinasikan pertahanan tanaman saat menghadapi kekurangan air. Si kurir sel ini ternyata punya “pangkat” dan tugas rahasia yang jauh lebih penting dari yang kita duga selama ini.

Bagaimana Protein Penggerak Stomata Bekerja Menutup “Pintu Darurat” Tanaman?

Untuk memahami betapa pentingnya penemuan ini, kita perlu tahu dulu tentang “mulut” atau pori-pori super kecil di permukaan daun yang disebut stomata. Stomata ini punya fungsi ganda yang krusial. Di satu sisi, ia harus terbuka agar tanaman bisa “bernapas”—menyerap karbon dioksida untuk fotosintesis. Di sisi lain, setiap kali stomata terbuka, tanaman kehilangan uap air, sebuah proses yang disebut transpirasi. Dalam kondisi air melimpah, ini bukan masalah. Tapi saat kekeringan melanda, stomata yang terus terbuka bisa menjadi “pintu darurat” yang bocor dan menyebabkan tanaman mati kehausan. Di sinilah hormon bernama asam absisat (ABA) berperan sebagai sinyal bahaya, memerintahkan stomata untuk segera menutup.

Di sinilah peran heroik dari protein penggerak stomata, Myosin XI, terungkap. Penelitian menunjukkan bahwa sinyal dari hormon ABA tidak akan efektif tanpa bantuan myosin XI. Protein ini bertindak sebagai koordinator utama yang memastikan perintah “tutup pintu!” dari ABA dieksekusi dengan sempurna. Myosin XI melakukannya dengan mengatur dua hal penting di dalam sel penjaga stomata: produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan reorganisasi mikrotubulus (kerangka internal sel). Saat sinyal kekeringan datang, myosin XI memfasilitasi penumpukan ROS dan pembongkaran mikrotubulus, sebuah kombinasi aksi yang memaksa stomata menutup rapat. Tanpa myosin XI, seperti yang ditunjukkan pada tanaman mutan dalam penelitian, stomata gagal menutup secara efisien, menyebabkan tingkat kehilangan air yang drastis dan membuat tanaman sangat rentan terhadap kekeringan.

Harapan Baru untuk Pertanian di Era Perubahan Iklim

Implikasi dari penemuan ini sangatlah besar, jauh melampaui sekadar rasa penasaran ilmiah. Dengan perubahan iklim yang membuat kekeringan menjadi ancaman yang semakin nyata bagi ketahanan pangan global, setiap pengetahuan baru untuk membuat tanaman lebih tangguh adalah sebuah anugerah. Studi ini secara gamblang menunjukkan bahwa tanaman yang kehilangan fungsi protein penggerak stomata menjadi jauh lebih boros air dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang rendah saat kekeringan. Ini menjadikan myosin XI sebagai target molekuler yang sangat menjanjikan untuk rekayasa genetik.

Dengan demikian, terbukalah jalan bagi para ilmuwan untuk mengembangkan generasi baru tanaman pangan—seperti padi, jagung, atau gandum—yang lebih “cerdas” dalam menggunakan air. Bayangkan kita bisa memodifikasi tanaman agar memiliki sistem penutupan stomata yang lebih efisien dengan mengoptimalkan fungsi myosin XI. Hal ini akan menghasilkan tanaman yang tidak hanya tahan terhadap kekeringan, tetapi juga tetap produktif bahkan dengan pasokan air yang terbatas. Seperti yang dibagikan oleh Tominaga, penemuan ini diharapkan dapat memajukan riset fundamental tentang bagaimana tanaman merespons stres dan berkontribusi pada pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air pada tanaman. Pada akhirnya, “kurir sel” yang sederhana ini mungkin memegang salah satu kunci untuk membantu pertanian beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi tantangan iklim di masa depan.

Daftar Pustaka

  • Cutler, S. R., Rodriguez, P. L., Finkelstein, R. R., & Abrams, S. R. (2010). Abscisic Acid: Emergence of a Core Signaling Network. Annual Review of Plant Biology, 61(1), 651–679.
  • Fang, Y., & Xiong, L. (2015). General mechanisms of drought response and their application in drought resistance improvement in plants. Cellular and Molecular Life Sciences, 72(4), 673–689.
  • Gupta, A., Rico-Medina, A., & Cano-Delgado, A. I. (2020). The physiology of plant responses to drought. Science, 368(6488), 266–269.
  • Liu, H., & Tominaga, M. (2025). Myosin XI coordinates ABA-induced stomatal closure via microtubule stability and ROS synthesis in drought-stressed Arabidopsis. Plant Cell Reports, 44, 147.
  • Tominaga, M., & Ito, K. (2015). The molecular mechanism and physiological role of cytoplasmic streaming. Current Opinion in Plant Biology, 27, 104–110.

Suka dengan tulisan di WartaCendekia? Kamu bisa dukung kami via SAWERIA. Dukunganmu akan jadi “bahan bakar” untuk server, riset, dan ide-ide baru. Visi kami sederhana: bikin ilmu pengetahuan terasa dekat dan seru untuk semua. Terima kasih, semoga kebaikanmu kembali berlipat.


Apa Itu CRISPR? Mengungkap Teknologi Gunting DNA yang Bisa Mengubah Dunia
15Aug

Apa Itu CRISPR? Mengungkap Teknologi Gunting DNA yang Bisa Mengubah Dunia

Jadi, apa itu CRISPR dan mengapa teknologi ini disebut-sebut bisa mengubah masa depan dunia sains dan umat manusia?

Tanaman Makin Gendut, Nutrisi Makin Kering: Dampak Kenaikan CO2 pada Makanan Kita!
12Aug

Tanaman Makin Gendut, Nutrisi Makin Kering: Dampak Kenaikan CO2 pada Makanan Kita!

Inilah sebuah ironi senyap yang sedang terjadi di piring makan kita, sebuah konsekuensi tersembunyi dari kenaikan CO2 yang sering kita bicarakan

Kunci Stomata: Terungkapnya Protein Rahasia Penjaga Air Tanaman
12Aug

Kunci Stomata: Terungkapnya Protein Rahasia Penjaga Air Tanaman

Facebook X LinkedIn WhatsApp Threads Pernahkah kamu berpikir bagaimana tanaman bisa bertahan hidup di bawah terik matahari yang menyengat? Saat kita bisa dengan mudah mencari tempat berteduh atau menenggak sebotol air dingin, tanaman harus berjuang mati-matian di tempatnya berpijak. Mereka tidak bisa lari dari kekeringan. Namun, alam telah membekali mereka dengan mekanisme pertahanan diri yang […]

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *